Teknik Pembibitan Kambing dan Domba

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah Yang Maha Esa. Berkat karunia-Nya penulis dapat menyusun karya tulis ini dengan baik.
Karya tulis ini disusun secara khusus untuk sebagai syarat tugas akhir pelajaran Bahasa Indonesia. Karya tulis ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.
Kami berharap dalam karya tulis yang kami buat ini tidak ada kesalah dan kejanggalan baik dalam pemakaian kata maupun dalam uraian-uraian kalimat yang kami gunakan.
Dalam menulis karya tulis ini Penulis tentu banyak mendapat rintangan karena kurang berpengalaman dan waktu yang terbatas.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan tentu banyak mendapat kesalahan baik dalam menyusun kata-kata maupun penyusunan kalimat. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk lebih baiknya karya tulis ini, agar dapat memenuhi fungsinya.

                                                                                                                   Padang,    Januari 2014-06-18



                                                                                                                                                            Penulis





BAB I
PEDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Adapun proses dari teknik pembibitan kambing dan domba di latar belakangi dengan kambing dan domba yang kurang mendapatkan proses perawatan baik dan teratur. Hal ini juga disebabkan oleh faktor lingkungan dan individu masing-masing

B.     Tujuan
Dengan cara-cara yang ada pada makalah ini, isinya yang tercantum pada teks ini tentang cara-cara teknik pembibitan kambing dan domba, bertujuan agar para peternak lebih baik lagi. Supaya kambing dan domba yang diternaki lebih bisa mendapatkan perawatan yang baik.

C.     Ruang Lingkup
Dalam ruang lingkup ini, penulis ingin mengurangi masalah-masalah yang terdapat di kalangan peternak kambing dan domba.

BAB II
PETERNAKAN KAMBING DAN DOMBA DI INDONESIA

Kambing maupun domba bukan termasuk ternak yang asing. Kedua ternak tersebut banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

A.     Kondisi Peternakan Kambing dan Domba Di Indonesia
Kambing dan domba (setingkat kado) merupakan ternak yang telah lama dipelihara di Indonesia. Populasi ternak domba pada tahun 1996 sekitar 6,7 juta ekor dan populasi kambing relatif lebih sedikit. Sebagian besar, hampir 97% kado di usahakan oleh peternak dalam skala kecil di pedesaan.
Ternak kado memiliki sifat toleransi yang tinggi terhadap bermacam-macam hijauan pakan ternak. Ternak kado juga memiliki daya adaptasi yang lebih baik terhadap berbagai keadaan lingkungan sehingga dapat diternakkan dimana saja dan dapat berkembang biak sepanjang tahun.
Pada peternak kecil, pemeliharaan kado diusahakan secara sambilan karena usaha ini hanya menggunakan tenaga keluarga dengan tujuan untuk menabung dan ternak dapat dijual sewaktu-waktu. Induk ternak kado ini dapat dipelihara secara produktif sampai umur kira-kira 6 tahun. Usaha pembibitan kado dengan hasil utama campe (anak) atau bakalan belum mendapatkan perhatian yang besar dari kalangan pengusaha.


B.     Potensi Pembibitan Kambing dan Domba
Potensi ekonomi beternak kado ini antara lain :
1)      Kado mempunyai badan yang relatif kecil dan pertumbuhan yang cepat sehingga tingkat reproduksi dan produksi lebih tinggi.
2)      Modal usaha (uang) cepat berputar karena pemesanan mudah.
3)      Ternak kado tidak memerlukan lahan yang luas, apalagi dapat dilakukan kemitraan dengan pihak pengadaan pakan hijauan.
4)      Ternak kado suka bergerombol sehingga dalam tenaga kerja, sistem pengembalaan akan lebih efisien.
5)      Proses pengembangbiakan kado dapat diatur (terpola) karena betina / induk dapat dilakukan penjadwalan birahi / estunus.
6)      Skala usaha pembibitan kado yang dianjurkan adalah 8-12 ekor induk dengan harapan setiap kali melahirkan akan diperoleh anak sapih sekitar 12 – 18 ekor.
Dalam usaha induk untuk menghasilkan bakalan, dapat diterapkan sistem inseminasi buatan pada kado. Dalam sistem ini, jumlah pejantan yang diperlukan sedikit. Kalau biasanya untuk 30 – 50 ekor induk diperlukan 6 ekor pejantan, dalam sistem insiminasi buatan hanya di butuhkan 1 ekor pejantan saja.

BAB III
MENGENAL KAMBING DAN DOMBA

A.     Perbedaan Kambing dan Domba
Adapa beberapa hal yang mirip antara kambing dengan domba, sehingga banyak kalangan yang mengatakan keadaannya sama saja. Kesamaan atau kemiripan itu seperti bunyi “mengembek”, rasa daging, ukuran dan bentuk tubuh, bentuk kepala maupun kaki. Dari aspek anatomi, kedua ternak ini berbeda. Perbedaan anatomi dan ditunjang jumlah kromosom yang berbeda membuatnya tidak dapat dikawin silangkan.

B.     Bangsa – Bangsa Kambing
1.      Kambing Kacang
Kambing kacang merupakan kambing asli Indonesia. Di Jawa kambing ini disebut juga kambing jawa. Kambing kacang tidak mempunyai garis keturunan (asal-usul) yang khusus karena sebagian besar sistem perkawinannya terjadi di tanah lapang. Ciri-ciri kambing kacang yaitu :
1)      Badan kecil dan realtif pendek
2)      Telinga pendek dan tegak
3)      Baik jantan maupun betina (hampir sama) bertanduk.
4)      Leher pendek dan punggung meninggi
5)      Warna bulu sangat bervariasi, ada warna hitam, coklat, merah atau belang putih hitam.
6)      Tinggi badan jantan dewasa rata-rata 60 – 65 cm, sedangkan kambing betina dewasa sekitar 56 cm, serta
7)      Bobot badan hidup jantan dewasa sekitar 25 kg dan bobot badan betina dewasa antara 15 – 12 kg.

2.      Kambing Merica
Kambing merica juga merupakan kambing asli Indonesia. Sesuai dengan namanya, kambing merica mempunyai ukuran badan yang relatif kecil dibandingkan dengan kambing kacang. Kambing merica banyak terdapat di Pulau Sulawesi.

3.      Kambing Gembrong
Kambing gembrong juga termasuk kambing lokal Indonesia. Yang banyak ditemui di Pulau Bali. Ukuran dan bentuk badannya relatif lebih besard dari pada kambing kacang. Tanda yang khas kambing gembrong adalah bulu-bulu yang relatif lebih panjang, terutama yang jantan

4.      Kambing Etawan (Jamnanpari)
Kambing ini memiliki kelebihan pada produksi susunya. Kambing etawan berasal dari India. Ciri-ciri kambing etawan yaitu :
1)      Bagian hidung keatas (dahi) melengkung.
2)      Telinga panjang (sampai 30 cm) terkulai kebawah.
3)      Baik jantan maupun betina bertanduk.
4)      Kaki panjang, terdapat bulu panjang pada kaki belakang, mulai dari bawah ekor sampai kearah garis kaki.
5)      Warna bulu belang, antara hitam-putih atau coklat putih.
6)      Betina yang habis melahirkan mempunyai produksi yang sangat baik (3 liter/hari/ekor).
7)      Ambing panjang dan besar seperti botol.
8)      Tinggi badan ternak jantan antara 90 – 130 cm dan tinggi betina induk 75 – 95 cm, serta
9)      Bobot badan hidup kambing jantan antara 50 – 95 kg, dan bobot badan betinanya berkisar 30 – 65 kg.

5.      Kambing Peranakan Etawah (PE)
Ciri-ciri antara kambing kacang dengan kambing etawah yaitu :
1)      Bagian hidung keatas melengkung.
2)      Panjang telinga antara 15 – 30 cm, menggantung kebawah dan melengkung.
3)      Warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat.
4)      Kambing jantan memiliki bulu yang tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak, sedangkan bulu kambing betina agak panjang terdapat dibagian bawah ekor ke garis kaki.

6.      Kambing Seanen
Kambing seanen berasal dari dataran Eropa, yaitu Lembah Seanen, Switzerland. Kambing ini juga termasuk tipe ramah. Walaupun tidak sebagus kambing etawah. Ciri-ciri kambing seanen yaitu :
1)      Baik jantan maupun betina tidak bertanduk.
2)      Warna bulu putih atau krem pucat / muda.
3)      Pada umumnya warna dekat hidung, telinga dan ambing belang (hitam/ krem-putih), serta
4)      Telinga relatif kecil dan tegak sehingga dirinya terlihat lebar.

C.     Bangsa – Bangsa Domba
Seperti Kambing. Pengetahuan bangsa-bangsa domba dapat membantu dalam melakukan seleksi induk dan pejantan. Ciri-ciri atau tanda-tanda yang terlihat untuk membedakan antar bangsa domba sebagai berikut :
1.      Domba ekor tipis
2.      Domba priangan
3.      Domba ekor gemuk
4.      Domba merino
5.      Domba suffolk
6.      Domba dosset

BAB IV
PEMBAHASAN
1.      Syarat Calon Induk
-         Ukuran badan besar, tidak terlalu gemuk.
-         Keempat kakinya lurus dan terlihat kokoh.
-         Tidak ada cacat pada bagian tubuhnya.
-         Alat kelamin normal tidak terlalu terinfeksi.
2.      Syarat Calon Pejantan
-         Ukuran badan normal, tubuh panjang.
-         Pertumbuhan relatif cepat.
-         Gerakan lincah dan ganas.
-         Alat kelamin normal.
-         Umur antara 15 bulan – 5 tahun.

A.     Kebuntingan
-         Tidak timbul birahi lagi pada masa birahi berikutnya.
-         Perut sebelah kanan semakin membesar
-         Sering menggosokkan badannya ke dinding kandang.
-         Menjelang kelahiran, punting dapat mengeluarkan air susu.

B.     Kelahiran
Kelahiran, purtus atau natal adalah serentak proses mengeluarkan anak dan plasenta dari induk pada akhir kebuntingan.

1.      Presentasi Fetus
Posisi fetus berupa presentasi anterior, yaitu kaki depan akan muncul lebih dahulu dengan hidung tengahnya, kepala lurus.
2.      Mekanisme Inisiasi Kelahiran
-         Mekanisme stimulasi mekanik
-         Mekanisme Imuno logik
-         Mekanisme her monal
-         Mekanisme pengontrolan janin
3.      Tingkatan Perejanaan
-         Kantong ketuban pecah.
-         Beberapa saat kemudian ketuban pecah.
-         Lendir-lendir akan keluar setelah 24 jam.

Cara Membantu Kesulitan Melahirkan
1.            Sebelum mulai, potonglah kuku jaringan.
2.            Bersihkan alat kelamin betina dengan sabun.
3.            Cuci dan balurlah tangan dengan sabun.
4.            Cuci masukkan tangan pelan-pelan kedalam saluran peranakan.
5.            Rasakan dan pastikan bagian-bagian tubuh anak dalam saluran peranakan.
6.            Untuk kelahiran dengan posisi kedepan.

A.     Perkandangan
1.            Fungsi Kandang
-         Agar tidak merusak tanaman, diganggu / dimangsa hewan buas dan mengurangi dari penyakit
2.            Pembuatan Kandang
-         Pilih tempat yang kering
-         Relatif jauh dari air
-         Sinar matahari pagi yang menata mudah didapat.
-         Terlindung dari hembusan angin.
3.            Tipe Kandang
-         Kandang koloni
-         Kandang individual
-         Kandang beranak dan menyusui
4.            Kebersihan Kandang
-         Alangkah baiknya bila kandang dicuci di hamakan dengan desinvektan yaitu 5% karosen dilarutkan dalam 10 liter air kemudian semprotkan.

B.     Pakan
1.            Pemberian Pakan
a.       Pakan penguat merupakan pakan yang mempunyai kandungan zat makanan tertentu dengan kandungan energi relatif tinggi.
b.      Pakan hijauan umumnya hanya memberi pakan hijauan segar baik rumput.

2.            Teknologi Pakan
Faktor pakan merupakan pos biaya yang cukup besar lebih 50%.
a.       Cincangan hijauan
Hijauan di konsumsi diperkirakan hanya setengahnya tetapi bila di cacah sekitar 5 cm hijauan yang dikonsumsi di sekitarnya.
b.      Pembuatan hai
Urai hijauan tersebut dilantai sampai layu jemur dibawah sinar matahari.

BAB V
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dari tulisan-tulisan tercantum didalam “Teknik Pembibitan Kambing dan Domba” maka bisa disimpulkan :
1)      Proses Perawatan
Perawatan yang lebih efektif juga akan menimbulkan efek terhadap kambing dan domba. Kemudian setiap 1 x 5 hari kandang kado harus dibersihkan supaya tidak terlalu kotor.
2)      Pembuatan Kandang
Proses pembuatan kandang harus agak besar karena kambing berbadan besar, tetapi setidaknya kandang induk dibedakan pada usia anaknya melebihi 15 hari.
3)      Langkah-langkah yang harus diingat
Kambing dan domba tidak perlu diberi mineral setiap saat karena akan melebihi lemak pada daging-dagingnya. Setidaknya mineral di campurkan jika 20 ekor kambing dan kado hanya 10 bungkus mineral. Jadi setiap jumlah kambing dan domba dibagi atas 5 dengan mineral.

B.     Saran
Untuk kegiatan yang seterusnya disarankan agar berhati-hati melihat atau membaca susunan buku ini yang dianggap palsu.





DAFTAR PUSTAKA

Subangkit Mulyono, M, Ed. 1987. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar Swadaya.

0 Response to "Teknik Pembibitan Kambing dan Domba"

Post a Comment