FUNGSI DAN TEORI MANAJEMEN


2.1. FUNGSI MANAJEMEN
Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi pembagian yaitu:
a. Supaya sistematika umum bahasanya lebih teratur
b. Agar manalisis pembahasanya lebih mudah dan lebih mendalam
c. Untuk menjadi pedoman pelaksanaanya proses manajemen bagi manager
Fungsi manajemen dikemukakan para penulis tidak sama. hal ini disebabkan latar belekang penulis, pendekatan yang dilakukan tidak sama, untuk bahan perbandingan fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan para ahli, penulis mengutip seperti yang dikemukakan pada” tabulasi”.
Kenapa fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh patra penulis tidak sama? Robert Tanembaum mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
1. kompleksnya perusahaan karena jumlahnya sangat banyak, maupun karena perkembangan lapangan usaha dan organisasi yang berbeda-beda.
2. tidak adanya persamaan terminologi diantara ratusan pengarang yang menyangkut konsep yang sama.
3. Pemakaian kata-kata tanpa memperhatikan dengan serius arti dan nilainya.
4. Oleh masing-masing pengarang kurang di diuraikan fungsi-fungsi manajemen lainya.
5. Kadang-kadang diselipkan soal teknik, kemahiran diantara fungsi-fungsi manager.
6. Mencampuradukan fungsi dan proses.
7. Deskrifsi fungsi-fungsi sangat sujektif
8. Mencampuradukan fungsi dan kegiatan pekerjaan.
Berdasarkan alasan-alasan diatas, kita tidak perlu memperdebatkan pembagian fungsi-fungsi manajemen tersebut. Yang lebih penting, kita perlu ketahui pengertian fungsi-fungsi dan aktivitas yang harus dilakukan pada setiap fungsi-fungsi damental itu.
Dalam prakteknya pembagian fungsi fundamental itu tidak dapat dibedakan secara tajam dan tegas, karena setiap menejer (top manager, midlle manager, dan lower manager), dalam usaha atau aktivitas-aktivitasnya. Untuk mencapai tujuan harus melaksanakan semua fungsi tersebut, hanya sekop dan penekananya yang berbeda-beda. Setiap manager dalam pelaksanaan tugasnya, aktivitasnya dan kepemimpinannya untuk mencapai tujuan harus melakukan “perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian”dengan baik.
1. Perencanaan
Perencanaan adlah fungsi orang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan, prosedur dan program dari alternative yang ada.
jadi masalah perencanaan adalah masalah “memilih” yang terbaik dari beberapa alternative yang ada.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengatruran bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relitif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas tersebut.
Pengorganisasian juga tindakan mengusahakan tindakan-tindakan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien. dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu
3. Pengarahan
Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahanya agar mau berkerja sama dan bekerja Efektif untuk mencapai tujuan.
Pengarahan juga membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatau perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
Pengendalian juga pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksana kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara.
2.2. TEORI MANAJEMEN
Seperti semua bidang studi lainya, perkembangan teori Manajemen terjadi sangat pesat. oleh karna itu agar pembahasan dan pemahaman tentang Manajemen mengenai sasaran, perlu dikatahui terlebih dahulu proses perkembangan teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen yang akan memberikan “Landasan” kuat bagi pemahaman perkembangan selanjutnya.
Teori relativitas telah banyak membantu ahli Fisika untuk mengendalikan atom melealui hukum Aerodynamics, para insinyur dapat memperkirakan pengaruh perubahan yang mungkin terjadi dalam desain pesawat terbang, begitu juga teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen membuat lebih mudah bagi manajer untuk memutuskan apa yang harus dilakukan agar dapat menjalankan fungsinya secara efektif tanpa teori, semua pembahasan adalah berupa intuisi, dan dengan harapan yang akan membatasi penggunaanya dalam organisasi yang semakin komplek.
Sayangnya sampai sekarang tidak ada suatu teori umum atau sekumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterpkan untuk semua situasi. Sebagai manajer, akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen. Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda.
Dalam makalah ini akan dibicarakan dua aliran pemikiran manajemen yang ada: Aliran Manajemen Klasik dan Aliran Manajemen Ilmiah.
A. TEORI MANAJEMEN KLASIK
Sebelum sejarah yang disebut zaman manajemen ilmiah muncul, telah terjadi revolusi industri pada abad ke-19, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan yang sangat cepat. Usaha-usaha pengembangan manajemen kemudian dilakukan oleh para ahli di bidang manajemen. pembahasan perkembangan teori-teori manajemen selanjutnya akan dilakukan dengan menguraikan para tokoh dan gagasan-gagasan mereka.
Perkembangan awal teori manajemen ada Dua tokoh Manajemen yang mengawali muculnya manajemen yaitu:
1. Robert Owen ( 1771-1858)
Pada mulanya tahun 1800 an Robert Owen seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia mambuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja. dia mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikan produksi dan keuntungan, disamping itu juga Robert Owen mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga memungkinkan peningkatan produktivitas.
2. Charles Babbage (1972-1871)
Charles Babbage seorang Profesor matematika dari Inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk mencurahkan banyak waktunya membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih Efisien. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikan produktifitas dan menurunkan biaya.
Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi . setiap tenaga kerja harus di beri latihan keterampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Lini perakitan modern yang banyak dijumpai sekarang, dimana setiap karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang, didasarkan pada gagasan Babbage.
Setiap kontribusinya yang lain, Babbage menciptakan alat penghitung (calculator) mekanis pertama,. Mengembangkan program-program permainan bagi komputer, menganjurkan kerja sama saling menguntungkan antara kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan.
B. TEORI MANAJEMEN ILMIAH
Aliran Manajemen ilmiah ditandai kontrtibusi-kontribusi:
1. Frederick W. Taylor (1856-1915)
Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor sekitar tahun 1900 an, karena karya nya tersebut Taylor disebut sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah”. Dalam buku literatur, manajemen ilmiah sering diarti kan berbeda. Arti pertama manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan-pemecahan masalah organisasi. sedangkan arti yang kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik “a bag of trick” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mendapat efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah:
1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen, agar sebagai contoh metode yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuanya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerja sama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Sedangkan mekanisme dan tehnik-tehnik yang dikembangkan taylor untuk melaksanakan prinsip-prinsip dasar diatas, antara lain studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional (functional foremanship), sistem upah ter-potong diferensial, prinsip pengecualian , kartu intruksi, pembelian secara spesifikasi, dan standardisasi pekerjaan, peralatan serta tenaga kerja. Manfaat yang didapat dari pengembangan tehnik-tehnik manajemen ilmiah ini tampak pada pengembangan tehnik-tehnik riset operasi, simulasi otomatisasi dan sebagainya dalam memecahkan masalah-masalah manajemen.
2. Frank Dan Lillian Gilbret (1868-1924 dan 1878-1972)
Kontributor utama kedua dalam aliran manajemen ilmiah adalah pasangan suami istri Frank Bunker Gilbreth dan Lillian Gilbret, seorang pelopor perkembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang di ilhami taylor. Dia sanag tertarik terhadap masalah efisiensi, terutama untuk menemukan ”cara terbaik negerjakan suatu tugas”.
Sedangkan Lillian Gilbret lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Dia mengemukakan gagasan dalam bukunya yang berjudul “ The Psychology Of Management”. bginya manajemen ilmiah mepunyai tujuan akhir: membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk hidup.
3. Harrington Emerson (1853-1931)
Pemborosan dan ketidak-efisienan adalah masalah-masalah yang dilihat Emerson sebagai penyakit system industry. Oleh sebab itu Emerson mengemukakan 11 prinsip-prinsip yang sangat terkenal yang secara ringkas sebagai berikut:
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal
3. Disiplin
4. Balas jasa yang adil
5. Laporan-laporan yang terpercaya
6. Pemberian perintah
7. Adanya standar-standar waktu paada setiap kegiatan
8. Kondisi yang distandardisasi
9. Operasi yang distandardisasi
10. Intruksi-intruksi praktis tertulis yang setandar
11. Balas jasa Efisiensi
Metode-metode Manajemen ilmiah telah banyak diterapkan pada bermacam-macam kegiatan kegiatan organisas, terutaman dalam kegiatan usaha peningkatan produktivitas. Tehnik-tehnik efisiensi manajemen ilmiah seperti studi gerak dan waktu, telah menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa Fungsi manajemen diantaranya adalah supaya sistematis urutan pembahasanyalebih teratur dan untuk menjadi pedoman pelaksanaanya proses manajemen bagi manajer.
Demikian juga setiap manajer dalam melaksanakan tugasnya dan kepemimpinan untuk mencapai tujuan hahus melakukan “perencaan, Pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian”.
Sedangkan dalam teori manajemen dapat kita simpulkan ada 2 tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen yaitu:
1. Robert owen
Yang lebih menekankan penting unsur manusiawi dalam produksi
2. Charles Babbage
Yang menekankan bahwa prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya.
3.2 Saran
Harapan kami semua semoga bahan Makalah ini yang disampaikan dapat membantu mahasiswa sebagai segi pengetahuan dan bermanfaat bagi mahasiswa dalam usaha dalam meningkatkan mutu dan usaha dimasa depan dalam perusahaan.
penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mambangun kami untuk pengembangan kami untuk pengembangan lebih lanjut tulisan ini dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan Malayu, 2008, “ Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah”, Jakarta: Bumi Aksara
Handoko Hani, 1999, “Manajemen Edisi 2”, Yogyakarta: BPFE

0 Response to "FUNGSI DAN TEORI MANAJEMEN"

Post a Comment